3 Sep 2012

Jaket Usang


Dipelukanku kau merasa aman, merasa nyaman, hangat, terlindung. Usangku tak membuat kau menjauhiku ataupun membuangku seperti aku yang lainnya. Kau menyimpan dan merawat walaupun aku tlah pudar. Kau masih setia. Sejak hujan lebat menerpa, air bagai pedang menyerbu tubuh, menggores kulit, walaupun tak luka, genangan mengikat langkah, geseran angin yang kencang, menyelipkan hawa dingin menyapa pada sela-sela lengan dan sekeliling leher, membuat tubuhmu bergetar hebat. Dan disaat itulah aku hadir dan selalu hadir memelukmu erat diseluruh tubuhmu, mencoba melindungimu dan menyimpanmu agar kau merasa hangat, sudah cukup untuk membuatmu merasa nyaman.  Walaupun aku juga menyisakan kepalamu yang kecil dan pucat, dan selebihnya untuk menunjukkan dirimu, telapak tangan yang telah berkerut menahan dingin dan sapaan hujan, dan kakiku kaku melangkah termakan genangan air akibat hujan. Tak masalah bagimu. Setidaknya agar kau tak sakit basah oleh rombongan air yang sedang terjun bebas bermetaformosis jadi genangan air terhitung oleh kasat mata.

Oke Zeus mungkin kau lain kali bisa ber-wisata ke dunia, melakukan riset, bahwa hujan sedikit lebih kecil bisa menyebabkan timbulnya sakit pada manusia karena adanya jaket. Mungkin Petir bisa membuatku terbakar dan membuat yang kupeluk bergoyang mengikuti irama sengatan 1 juta voltmu. ;)

Umar Akib (suatu malam sebelum hari OSPEK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank buat komentarnya :)