Hembusan angin menerpa, dingin menusuk menembus kulit, terasa menyebar keseluruh tubuh. Mata menerawang ke awan, melihat kekosongan, mencari secercah pandangan. Berhenti aku pada satu titik, putih, bulat, bercahaya, indah, tampak sendiri disudut langit yang tak bersudut. Cahayanya membuat perasaan terasa hangat namun tetap saja terasa seperti sekian detik yang lalu. Hening.
Senja menghilang, bermunculan bintang, satu persatu, membentuk rasi-rasi. Menari dengan lincahnya melingkari bulan. Dan sekarang pandangan tak hanya berfokus pada bulan yang sendiri, namun kini ada bulan dan bintang. Saling berpegangan, selalu bersama, dan selalu menghibur hening malam.
Umar Akib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank buat komentarnya :)