Dipelukanku kau merasa aman, merasa nyaman, hangat,
terlindung. Usangku tak membuat kau menjauhiku ataupun membuangku seperti aku
yang lainnya. Kau menyimpan dan merawat walaupun aku tlah pudar. Kau masih
setia. Sejak hujan lebat menerpa, air bagai pedang menyerbu tubuh, menggores
kulit, walaupun tak luka, genangan mengikat langkah, geseran angin yang
kencang, menyelipkan hawa dingin menyapa pada sela-sela lengan dan sekeliling
leher, membuat tubuhmu bergetar hebat. Dan disaat itulah aku hadir dan selalu
hadir memelukmu erat diseluruh tubuhmu, mencoba melindungimu dan menyimpanmu
agar kau merasa hangat, sudah cukup untuk membuatmu merasa nyaman. Walaupun aku juga menyisakan kepalamu yang
kecil dan pucat, dan selebihnya untuk menunjukkan dirimu, telapak tangan yang
telah berkerut menahan dingin dan sapaan hujan, dan kakiku kaku melangkah
termakan genangan air akibat hujan. Tak masalah bagimu. Setidaknya agar kau tak
sakit basah oleh rombongan air yang sedang terjun bebas bermetaformosis jadi
genangan air terhitung oleh kasat mata.
Oke Zeus mungkin kau lain kali bisa ber-wisata ke dunia,
melakukan riset, bahwa hujan sedikit lebih kecil bisa menyebabkan timbulnya
sakit pada manusia karena adanya jaket. Mungkin Petir bisa membuatku terbakar
dan membuat yang kupeluk bergoyang mengikuti irama sengatan 1 juta voltmu. ;)
Umar Akib (suatu malam sebelum hari OSPEK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank buat komentarnya :)